Jumat, 12 November 2010

BADAN KEPENGURUSAN

SUSUNAN KEPENGURUSAN
Dewan Pakar : Dr. H. Mahfud
Pengawas I : H. Hafid
Pengawas II : Acmad MUtiullah
Ketua Umum : Drs. Sunardi Hamid
Ketua : Drs. Abd. Kadir, M.si
Wakil Ketua I : Drs. H. Abd. Hamid, S.Hi
Wakil Ketua II : Rifa’e Ainy

Sekretaris : Akhmad Rikki
Wakil SEkretaris I : Junaidi, ST
Wakil Sretaris II : Yosi Lutfianti, SH

Bendahara : Moh. Erliyanto
Wakil Bendahara : Mahrus Ali, Shi

DEPARTEMEN-DEPARTEMEN

1. Departemen Pelatihan dan pembinaan
1.1 Achmad Asir, M. Pd
1.2 Saiful Bahri, SP

2. Departemen Permodalan
2.1 Drs. Junaidi Rohim
2.2 Karo, SE

3. Departemen pemasaran
3.1 Samhari efendy, SH
3.2 H. syamsuri

4. Departemen Peningkatan Mutu
4.1 Saninggar, BA
4.2 Ahma Suhairi

5. Dearemen engadaan Sarana dan Prasarana
5.1 Sura’i
5.2 Harsis saleh

6. Departemen Pegambangan dan perluasan Lahan
6.1 Ir. Abd. Rasid
6.2 Sudirman

7. Departemen Aspirasi dan Komunikasi
7.1 Rifan khoridi
7.2 Moh. Muhsin

8. Departemen Pendapigan Hukum
8.1 Hairil Utama, SH
8.2 Budi Haryanto, SH

Kamis, 11 November 2010

RENCANA MADURA SEBAGAI SENTRA GARAM NASIONAL REVITALISASI PERKEMBANGAN PETANI GARAM MADURA SEBAGAI PULAU BERJULUK “PULAU GARAM”

MADURA SEBAGAI SENTRA GARAM NASIONAL yang akan menjadi solusibesar nantinya ; disamping menghemat devisa dengan jumlah yang harus dikeluarkan sedemikian besar. Konsep acuan atau juga bisa disebut solusinya dari beberapa problem diatas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menanggulangi kekurangan modal pada pengolahan awal.
Yaitu dengan adanya kepedulian dari pemerintah melihat modal para petani masih harus pinjam pada beberapa pemodal dan lantas pemodal itu membeli hasil garam dengan harga yang sangat murah.

2. Bagaimana mengkonsep sistem kendali mutu
Sampai saat ini para petani garam masih kewalahan dalam tahap epavorasi dari air laut menuju meja pengkristalan. Solusi dasarnya adalah kami HPGI akan memaparkan tentang konsep LOH WADUK.

3. Bagaimana adanya Loh Waduk untuk mmensupport sistem kendali mutu tersebut.
Loh Waduk adalah tempat penampungan air laut bisa pada teluk sekitar lahan ataupun jauh dari lahan yang terpenting adalah penampungan air laut yang cukup untuk nanti di salurkan menuju proses epavorasi dengan sistem irigasi ke lahan-lahan petani. Dengan adanya Loh Waduk ini, dalam perjalanan air menuju lahan meja pengkristalan, air sudah bisa tua rata-rata lebih di atas 13 Boume. Bahkan Loh waduk tersebut bisa dimanfaatkan untuk program wisata lokal


4. Diharapkan pemerintah memberi standarisasi harga nasional.
Yaitu dengan cara kolaborasi dan kesepakatan dari semua pihak-pihak penghasil garam baik itu swasta maupun persero. Kesetandaraan harga nasional ini akan menuai dampak kebijakan adil pada semua kalangan jadi tidak ada kecemburuan baik dari satu pihak dengan pihak lainnya.

5. Dengan terbentuknya HPGI (Himpunan Petani Garam Indonesia)
Disinilah titik poin dari adanya general planning ini, kami HPGI dengan beberapa konsep utama yang paling fokus adalah “Bagaimana mengupayakan pencapaian petani garam menuju garam berkualitas dan berkuantitas lebih yang distribusinya bisa menguntungkan semua kalangan”. Serta paparan kami yaitu pada divisi dalam artian organisasi dapat terorganisir maksimal dengan konsep konsultan-konsultan sebagai elemen utama dari organisasi kami, yang akan menempati dan membidangi di bidangnya masing-masing antara lain konsultan-konsultan tersebut :

1. konsultan mutu
2. konsultan keuangan
3. konsultan distribusi
4. konsultan produksi
5. konsultan prakonstruksi
6. konsultan orbit industri

Juga sebagai tambahannya yaitu mensosialisasikan (memberi pelatihan) planing sistem yang sudah terkonsep dari kami kepada para petani garam tujuannya untuk masyarakat ikut dalam kesaradaran kendali mutu tersebut. Sekarang harus ada tanda Tanya, kenapa HPGI kami lebih fokoskan pada penggarapan lahan madura? Jelas karena madura dalah penyumbang terbnyak untuk keebutuhan garam nasional juga lebih- lebih madura adalah daerah yang paling siap untuk pengembangan dan juga dalam control mutu garam Nasional.


6. membangun jalan akses (produksi) dari jalan utama ke lokasi (meja pengkrisrtalan)
Dengan peningkatan jalur dan angkutan, maka produksi yang awalnya juga membutuhkan kuli untuk mengangkut, bisa dihemat hanya dengan satu truk pengangkut yang besar yang bisa ber kapasitas maksimal jadi bisa mengganti puluhan tenaga pengangkut yang hanya dengan sepeda ontel.

D. Paparan akhir

Melihat dari beberepa problem yang lengkap dengan solvingnya, madura pada umumnya sudah bisa dikatakan pantas dan harus memperjuangkan juga mempertahankan omset nasional ini palagi bisa meminimalisir impor garam keluar lebih-lebih dapat mensetop untuk kebutuhan nasional yang harus impor.
Juga didukung paparan beberapa ahli dibidang garam berikut argumennya :
1. Dr. Mahfud ( Dosen kelautan universitas trunojoyo dan menjadi korwil suwasembada garam madura)
Belia menyebutkan bahwa kendala dari para petani garam adalah sebagai berikut :
• Modal awal produksi
• Sarana dan prasarana
• Tataniaga (yang didalamnya para petani tidak tau menau jadi memeang harus ada lembaga yang menanganinya)
Jadi dengan adanya kelembagaan seperti ini/HPGI dapat menyetir dan menambah angka hasil yang memuaskan dengan kerjasama berserta pemerintah.maka disinilah peran khusus pemerintah untuk segera melihat dan benar2 mengayom para petani garam. Dosen asal pamekasan ini juga berkata “Dan juga bilamana pemerintah mampu untuk melihat nasib dan inisiatf ini maka peningkatan produksi garam yang lebih mutahkir (dengan tekhnologi) bisa benar-benar terealisasi”.
2. Yaviez Hadi (pengamat produksi garam madura)
Beliau memaparkan dengan lugas kendala para petani selama ini diantaranya :
• Tidak adanya waduk besar penampung air laut (loh waduk)
• Kurangnya pendidikan petani
• Tidak maksimalnya produksi (minimnya pembangunan jalan produksi)
• Modal awal petani (baik petani pemilik maupun petani penggarap)
Jadi menurut beliau (aktifis yang juga bersal dari kota pamekasan) itu, menjelaskan hal ini degan serius bahwa kendalanya sampai saat ini adalah kendali mutu yaitu tidak penrnah terpikirkan gamblangnya tidak adanya pengayoman untuk para petani. Dalam hal ini adalah lembanga yang formal yang komplit dengan misi san asosiasinya. Yang didalamnya jajaranya itu harus terbentuk konsultan-konsultan resmi yang akan berfungsi untuk menghandel radi setiap problem seprti praproduksi,produksi, dan distribusi.
Kami (HPGI) yang sudah disebut dibeberepa halaman depan akan menjaring dan memberi ruang gerak cukup untuk para petani garam (khususnya pulau madura) dan daerah-daerah lain pada umumnya. Secara umum kami akan mewadahi aspirasi para petani yang selama ini merasa terkucilkan dan dirugikan oleh beberapa pihak maupun oknum illegal.
Dari tingkat pendidikan para petani yang rata-rata rendah inilah sebenarnya kami akan bergerak, seperti yang juga di jelaskan tadi yaitu dengan cara memberi pelatihan pada para petani dengan konsep-konsep yang sudah terangkum dan tertarget, kerena jika demikian poroblem ini tanpa adanya kesadaran solving seperti yang kami upayakan ini maka nasib Bangsa dan Negara akan tetap statis dan setagnan, tidak ada perkembangan kongrit menuju masyarakat atau bangsa yang mandiri.
Dan lebih lagi bagaimana masyarakat madura pada khususnya bisa kembali pada jati dirinya yaitu sebagai masyarakat yang mendiami pulau penghasil beribu garam